Sabtu, 03 Maret 2018

"KEMBALINYA ANAK YANG HILANG" (Luk.15:1-3, 11-32)


Selamat Pagi. Hari ini Sabtu, 3 Maret 2018. Pekan Pra-Paskah Kedua. Injil: Luk.15:1-3, 11-32.

SOBAT, dalam Kitab Suci, perumpamaan tentang anak yang hilang dan domba yang hilang mau menunjukkan tentang belas kasih dan pengampunan Tuhan yang tak kenal batasnya. 
Disini juga mau disampaikan bahwa di rumah Bapa setiap orang, setiap anak dapat berbuat bebas. Mau tinggal atau mau pergi, silahkan. Tuhan tidak mau ada paksaan atau pembatasan. Kalau seseorang mau pergi, pintu tetap terbuka. Setiap orang harus bertindak menurut keyakinannya sendiri, bebas memilih yang dia kehendaki. Hanya dalam kebebasan orang dapat memilih cinta. Bapa di surga menginginkan model penghambaan lain, yang lebih dari budak dan hamba, dimana hidup dan makan tergantung dari majikannya. Bapa di surga ingin memberikan segalanya dan manusia tetap masih memiliki kebebasannya. Memang manusia kadang - kadang memilih sengsara, namun tak mau kehilangan kebebasannya, dialah yang dapat menjadi anak yang hilang. TETAPI kalau dalam kesengsaraan ia sadar akan kenakalannya, dan mau BEBAS kembali kepada Bapa, manusia yang BEBAS dan SADAR ini akan lebih berharga bagi Bapa dan bagi dirinya. Semoga masa Pra-paskah ini membuat kitapun menyadari kesalahan dan kedurhakaan kita selama ini, dan dengan bebas tanpa paksaan dari siapapun kembali kepada Allah. 
Hidup bebas memilih cinta -walau dengan hilang dan pulang kembali- itulah hidup yang berharga di mata Tuhan.
MARILAH BERDOA:
Allah yang mahakuasa dan maharahim, tuntunlah kami selalu dengan RohMu, agar di masa penuh rahmat ini, kami sungguh - sungguh menyadari akan kesalahan dan dosa kami, dan dengan bebas memilih kembali kepadaMu untuk merasakan kembali sukacita hidup yang penuh dalam rangkulan kasihMu.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga dalam menjalankan kegiatan kami di hari baru ini, kami selalu ingat akan penyertaanMu. Berkatilah seluruh niat dan rencana kami hari ini agar terjadi seturut keinginanMu. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita sekalian, hari ini, dilindungi dan dibimbing oleh berkat Allah yang mahakuasa : BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (Sumber: renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"TUHAN MENANTIKAN HASIL DARI KEBUN ANGGURNYA" (Mat. 21:33-43, 45-46)

Selamat Pagi. Hari ini Jumat, 2 Maret 2018. Pekan Pra-Paskah Kedua. Injil: Mat.21: 33-43,45-46

SOBAT, kebun anggur Tuhan adalah kaum Israel dan kaum Yehuda. Ia menanti hasilnya berupa kebenaran tapi yang ada ialah keonaran. Kidung kebun anggur Tuhan dari nabi Yesaya ini diuraikan menjadi perumpamaan oleh Yesus terhadap umat Yahudi. Karena segala tenaga telah dicurahkan maka harapan Tuhan besar sekali kepada mereka untuk bisa menghasilkan buah - buah kebenaran. Tapi tak dihasilkan. Bahkan Utusan Allah sendiri, serta PuteraNya sendiri yang datang untuk melihat hasilnya malah dibunuh. Terpaksa Tuhan mengubah sikapNya. Membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurNya disewakan pada orang lain. Masa sekarang Tuhan telah menyelesaikan urusanNya dengan para penggarap lama. Pertanyaannya: Bagaimana kita semua saat ini sebagai penggarap baru? Kita harus bercermin pada penggarap sebelumnya. Mereka menguasai kebun anggur itu untuk kepentingannya sendiri, lupa akan tanggung jawabnya pada Tuhan. Dan, hari ini, saat ini, masa ini, yang harus kita pertanggung jawabkan pada Tuhan adalah kebun anggurNya saat ini: bumi kita, dunia kita, hak milik kita, rumah, uang, tanah, harta juga keluarga kita, tugas dan pekerjaan kita, sikap dan pendirian kristiani kita, gereja kita, agama kita. Tuhan minta pertanggung jawaban atas yang Ia serahkan pada kita dan berharap bahwa semuanya telah dijalankan dan dikerjakan dengan baik dan menghasilkan buah - buah baik. Bukan buah asam, apalagi busuk. Tapi yang harum mengenakkan. Karena yang Tuhan tanam adalah buah anggur pilihan dan baik, yang Dia tahu di tanam dalam diri dan hati kita yang baik pula. Waktu dan keadaan sudah mendesak. Semoga Tuhan tidak dikecewakan. Kita tinggal memilih yang tepat dan melakukan yang benar. Tugas kita di masa Pra-paskah ini untuk mewujudkannya.


MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim, senantiasalah mengingat akan kerahimanMu dan curahkan itu pada kami semua agar kami selalu mengikuti dan menjalankan kehendakMu untuk selalu bertindak baik dan benar.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga kami dapat menjalankan tugas hari ini dengan segala baik. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga hari ini kita selalu dilindungi oleh berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (Sumber: renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"ADA JURANG YANG TAK TERSEBERANGI" (Luk. 16:19-31)

Selamat Pagi. Selamat Datang Bulan Baru. Hari ini Kamis, 1 Maret 2018. Pekan Pra-Paskah Kedua. Injil: Luk.16:19-31.

SOBAT, sering kita terkecoh dengan hidup kita di dunia ini. Banyak kali kita hidup saling menyayangi, bersahabat dan menikmati dimanja oleh orang yang kaya. Kalau sudah begitu, kita tidak melihat lagi si Lasarus, yang dilalaikan oleh orang kaya itu. Kita sudah sulit berpikir untuk menyadarkan bahwa si kaya itu mampu dan dapat serta wajib mengubah nasib Lasarus yang miskin itu. Yang terjadi, terciptalah hukum " PANDANG MUKA". Yang kaya akan dihormati, diberi perlakuan istimewa dan menjadi semakin 'manja' karna minta terus diberi perhatian. Ia bisa meninggikan diri dan merasa dirinya kebal hukum, bisa merampok dan merampas, dibiarkan saja, tidak ditindak, karena ia berkuasa dengan uangnya. Dalam segala hal ia menjadi semakin kaya. 

Si miskin adalah yang gampang diatur dan diperintah :" berdiri di sana"!, hanya karena pakaiannya buruk, muka pucat, perut lapar dan bisa juga seenaknya disuruh "kamu duduk di lantai saja". Si miskin itu adalah mereka yang gampang diminta dan disuruh menunggu, dikata-katai walau sudah kerja bagus, gampang dilempari ungkapan : 'dasar bodoh' atau kurang berpendidikan. Bahkan kendati lurus, dia bisa dilempari kata - kata : 'gila'. Dengan begitu si miskin menjadi semakin miskin tanpa ada yang membela. Disinilah jurang pemisah itu. Dan kita lain kali tak menyadari telah menciptakan jurang pemisah itu. 

Maka, seperti kata Injil hari ini mari kita selalu memohon rahmat dari Allah untuk menyentuh dan membuka hati mereka 'yang kaya'. Karena ini adalah tugas kita semua : dalam doa permohonan, dalam berpuasa, bermatiraga, agar dunia si kaya mendapatkan terang, memperoleh kesadaran bahwa dalam hatinya ada jurang terngangah. Hanya sejauh ia menutup jurang pemisah dengan Lasarus si miskin itu, maka jurang tak terseberangi itu dapat dijembatani.


MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim tiliklah kami di masa puasa dan pantang kami ini, agar punya perhatian untuk memihak yang miskin, kecil dan sederhana. Tolong kami diberi kekuatan untuk membantu mereka.
Terimakasih pula untuk hari baru ini, bulan yang baru ini. Semoga dalam kegiatan kami hari ini, belaskasihMu akan nampak dalam seluruh karya kami hari ini. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita semua selalu dilindungi oleh berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (Sumber: renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"MEMBERIKAN NYAWA SEBAGAI TEBUSAN BAGI BANYAK ORANG" (Mat. 20:17-28)

Selamat Pagi. Hari ini Rabu, 28 Februari 2018. Pekan Pra-Paskah Kedua. Injil: Mat.20:17-28
SOBAT, ada tiga kali berturut - turut Yesus meramalkan sengsaraNya. Tapi para muridNya seakan tak peduli. Sekali Ia ditolak mentah - mentah oleh Petrus. Lain kali mereka hanya menjadi sedih, enggan bertanya atau bicara. Ketiga kali ada reaksi tapi jelas menunjukkan kebodohan mereka. Betapa sedih Yesus merasakannya. Memang Yesus tidak mengandalkan sesuatu dari manusia....dan kalau manusia minta kedudukan, Yesus menawarkan cawan kesengsaraan. Akhirnya, Yesus sajalah yang sendirian memberikan nyawa, jadi tebusan bagi banyak orang.

Karena itu di masa Pra-Paskah ini kita perlu minta kekuatan dan terang Roh untuk mengerti akan tabir kesengsaraan Yesus. Kalau Yesus menjadi tebusan maka kita dapat sekedar ikut ' menebus'. Pertama - tama mulai dari diri kita sendiri dengan lebih banyak menguasai diri, menguasai hal - hal yang selama ini mempermainkan hati kita, hal - hal yang menggelapkan budi kita, yang membakar rasa dan emosi sehingga banyak kali memunculkan dendam dan amarah. Kita dapat ikut menebus dengan mulai lagi bertindak sabar pada orang lain, mau mengampuni, membela dan melayani dalam semua bentuk pelayanan cinta kasih yang tak ada habisnya. Kita dapat ikut menebus di bidang keadilan dan kejujuran, membantu agar banyak orang tidak silau akan harta dunia, serta ikut mempersembahkan derita - derita kecil kita dalam penderitaan agung Kristus Sang Penebus.
Salib memang sulit, tapi itulah yang dipergunakan Yesus untuk menebus manusia, BUKAN pangkat atau kedudukan atau kekayaan.

MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim, kami mohon agar memberi kami RohMu untuk membuat kami memahami salib dan sengsaraMu sebagai sarana keselamatan. Pengorbanan adalah sarana menyelamatkan banyak orang. 
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga kami selalu dituntun oleh berkat dan perlindunganMu dalam menjalankan aktifitas kami di hari ini. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita diberkati oleh Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (Sumber: renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"YANG TERBESAR DIANTARA KAMU, HENDAKLAH MENJADI PELAYANMU" (Mat. 23:1-12)

Selamat Pagi. Hari ini Selasa, 27 Februari 2018. Pekan Pra-Paskah Kedua. Injil: Mat.23:1-12
SOBAT,Yesus datang untuk melayani dan memberikan nyawaNya bagi kebahagiaan umatNya. Dengan demikian Ia membedakan diri dengan penguasa di dunia yang memerintah dengan keras. Dan untuk menjelmakan seluruh jiwa pelayanan seperti Yesus bukan gampang. Orang harus ingkar diri, menghamba tanpa mengharapkan balas jasa, berani berkorban dalam segala hal. Dan ini pasti bukan kehidupan yang menarik dan menyenangkan. Karena mengejar kepentingan diri tak ada lagi. Yesus hari ini, di saat masa Pra-paskah ini, minta kita sebagai murid Nya menjalani hidup bersama dengan menjadi 'hamba' sekalian orang. Tidak mencari tempat terhormat, tidak mengusahakan di pandang sebagai yang istimewa dan musti dibangga - banggakan tapi puas dengan tempat 'terakhir'. Paling tidak, sesuai dengan teladanNya untuk saling " membasuh kaki". Kalau ketetapan Yesus ini dilaksanakan maka pastilah tidak akan ada pekerjaan rendah, sederhana dan tak menguntungkan yang akan ditolak, orang akan berebutan untuk saling meringankan beban saudaranya, orang akan dengan mudah dan ikhlas menawarkan bantuan sebelum diminta, orang tidak perlu lama menunggu - nunggu datangnya pengampunan yang sudah dimohon, hidup solider akan dengan mudah dijalankan. Hanya Yesus yang bisa memberi teladan dan pesan, yang bila dilakukan, akan mengubah seluruh hidup manusia.

MARILAH BERDOA:
Allah Tuhan kami yang mahaagung, beri kami selalu kekuatanMu agar dalam hidup bersama, kami tetap mampu untuk saling melayani tanpa pandang buluh, demi kebahagiaan bersama.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga kami Kau jaga agar bisa menjalani aktifitas kami di hari ini dalam lindungan berkat dan rahmatMu, sehingga tak lupa untuk senantiasa menghargai orang lain. Berkatilah rencana dan maksud baik kami hari ini. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga Berkat Allah yang mahakuasa melindungi kita : DALAM NAMA BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (Sumber: renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Senin, 26 Februari 2018

"JANGAN MENGHAKIMI, AMPUNILAH MAKA KAMUPUN AKAN DIAMPUNI" (Luk. 6:36-38)

Selamat Pagi. Hari ini Senin, 26 Februari 2018. Pekan Pra-Paskah Kedua. Injil: Luk.6:36-38.

SOBAT, berbeda dengan kaum Farisi yang menutup pintu dan hati bagi orang berdosa, Yesus malah membuka pintu pengampunan selebar-lebarnya. Ia bergaul dengan para pemungut cukai dan pelacur. Ia tidak mengucilkan tetapi memberi pengampunan, Ia menghidupi orang berdosa. Berkali - kali Yesus menyatakan pendirianNya itu dan menginginkan agar kitapun mengikutinya. Ia minta pula agar kita tak gampang menghakimi orang. Menghakimi adalah hak Allah semata. Kita tidak diciptakan untuk menghakimi saudara kita. Sebaiknya mengampuni dan menyerahkan soal perhitungan pada Allah. 

Tak dapat disangkal bahwa kita begitu mudah menghakimi sesama. Dosa dan kesalahan orang lain begitu mudahnya kita lihat, dibanding melihat dosa dan kelalaian diri sendiri. Bahkan kita sering begitu meyakini bahwa orang lainlah yang harus bertobat bukan aku. Tuhan tidak suka kita terlalu sibuk dengan urusan orang lain, apalagi mulai mengkalkulasi dosa dan kekurangan orang lain. Karena itu masa Pra-paskah ini menjadi kesempatan untuk melatih pengendalian diri agar kita dapat menjadi orang sabar, rendah hati dan sendiri selalu merasa tak layak sehingga senantiasa butuh pembaharuan diri terus menerus.


MARILAH BERDOA:
Allah yang mahabelaskasih, ampunilah kami. Ampunilah kami yang sering suka menunjuk - nunjuk salah dan dosa sesama tapi sulit untuk melihat kesalahan dan kekurangan diri sendiri.
Terimakasih pula untuk hari baru ini, terimakasih untuk pemeliharaanmu semalam tadi hingga kami boleh bangun untuk kemudian bersiap melaksanakan tugas dan aktifitas kami hari ini. Berkatilah kami dan seluruh rencana kami agar boleh terjadi sesuai kehendakMu. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita semua selalu mendapat perlindungan berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"MEREKA MENYAKSIKAN YESUS DIMULIAKAN DI ATAS GUNUNG" (Mrk. 9:2-10)

Selamat Pagi. Selamat Hari Minggu. Hari ini Minggu, 25 Februari 2018. Hari Minggu Pra-Paskah Kedua. Injil: Mrk.9:2-10.
SOBAT, dalam injil hari ini, dikisahkan pada satu kali Yesus memanggil tiga murid kepercayaanNya naik ke atas gunung. Dan di atas gunung itu Yesus berubah rupa. WajahNya jadi bagai matahari dan pakaianNya jadi putih berkilau indah. Saat itu Tuhan kemudian memperkenalkan Yesus sebagai Putera Allah. Bagi para murid pengalaman itu teramat berkesan sehingga mereka mengusulkan agar menetap di gunung saja dan tak usah turun lagi. Yesus rupanya tidak mengisinkan. Karena setelah pengalaman indah itu, Yesus mengajak para muridNya untuk turun lagi, kembali ke dunia nyata, dunia tugas, dunia kerja. Dunia yang keras, penuh tantangan. Dari puncak gunung itu Yesus rupanya terus menuju Yerusalem, dimana tugas - tugas terakhirNya sedang menanti. Hari - hari kelabu akan mereka alami. Tetapi pengalaman di atas gunung tadi menjadi semacam kenangan manis yang meneguhkan mereka untuk dapat mengatasi kekelaman malam Getsemani dan kelabunya puncak Golgota. Ya, kekudusan di dunia ini dicapai dengan keterlibatan kita pada dunia. Kita diutus menjadi garam dan terang. Memang kebersamaan dengan Tuhan dalam doa, meditasi, puasa sangat perlu bahkan menggairahkan, tapi hal itu seharusnya bisa melahirkan karya-karya nyata dalam hidup kita sehari-hari. Doa, meditasi, kebersamaan dengan Tuhan hendaknya menjadi peneguhan bagi kita untuk berbakti. Sebaliknya karya dan bakti kita hendaknya selalu dipuncaki dan dirayakan dalam doa dan kebaktian. Keduanya hendaknya menyatu dalam hidup kita. Dengan demikian hidup kita dapat maju. 
Tuhan selalu memanggil kita datang padaNya untuk kemudian diutusNya melaksanakan misi dan karya. Hidup doa saja tidak cukup dan kerja melulu tak ingat doa, lebih tidak cukup lagi.

MARILAH BERDOA:
Allah yang mahakuasa, berkatilah kami, dan tanamkanlah selalu dalam diri kami untuk tak pernah memisahkan hidup doa dan kerja. Dengan begitu kehendakMu bagi kami terlaksana utuh.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga kami dapat menjalani aktifitas kami di hari minggu ini dengan gembira. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita semua dilindungi dan dibimbing oleh berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Sabtu, 24 Februari 2018

"MENJADI SEMPURNA SEPERTI BAPAMU YANG DI SURGA" (Mat. 5:43-48)

Selamat Pagi. Hari ini Sabtu, 24 Februari 2018. Pekan Pra-Paskah Pertama. Injil: Mat.5:43-48.
SOBAT, ciri khas menjadi anak Bapa di surga adalah: orang yang senang mengampuni, bisa mengasihi musuh, dan bisa juga mencintai orang yang membenci. Ini mesti juga menjadi kekhasan seorang kristiani. Hanya kelebihan inilah yang mengangkat orang menjadi anak Bapa di surga, kelebihan orang kristiani. Sebab tanpa hal ini, maka seseorang sama saja seperti sembarang orang egois yang paling besar. Kalau aku sudah memberi maka aku harus menerima pula. Kalau saya beri simpati, saya juga harus mendapatkannya. Terlalu bodoh kalau beri memberi terus, aku harus dapat pemberian pula. 
Kesempurnaan Bapa di surga adalah luas tanpa batas, tetapi disini dikhususkan pada hukum CINTA SESAMA. Yesus ingin kita semua yang beriman padaNya, di hadapan sesama selalu tampil dengan keramahan, menyenangkan dalam bertutur kata, keluwesan dalam membantu, menyapa dengan halus orang lain, suka memberi simpati, rela memberi dukungan, semangat dan pujian. Yesus mau semua itu kita nyatakan kepada semua orang tanpa kecuali, kepada kawan atau lawan, yang simpatik atau tidak, yang berhutang budi pun yang tidak. Pokoknya melangkah lebih jauh menyatakan kasih pada yang membutuhkan, pada yang tersisih, pada yang terlantar, saudara atau bukan, kenal atau tidak, kawan pun lawan. Inilah kesempurnaan Bapa di surga yang diminta Yesus kita perjuangkan dalam hidup.

MARILAH BERDOA:
Allah yang mahakuasa, semoga kami makin hari makin menyerupai Engkau dalam menyatakan cinta pada sesama, dia kawan ataupun lawan. Walaupun amat sulit tapi beri kami terus semangat untuk bisa menjalaninya.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga hari ini kami lalui dengan penuh gairah membantu mereka yang membutuhkan bantuan. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita dalam karya dan kegiatan kita hari ini senantiasa mendapat lindungan berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"PERGI BERDAMAI DULU DENGAN SAUDARAMU, SESUDAH ITU BARU MEMBAWA KURBAN" (Mat. 5:20-26)

Selamat Pagi. Hari ini, Jumat, 23 Februari 2018. Pekan Pra-Paskah Pertama. Injil: Mat.5:20-26.
SOBAT,Banyak orang yang membiarkan jaringan permusuhan tetap bercokol dalam hati seperti: marah, dendam dalam hubungan dengan sesama, lalu dengan rasa aman , tidak merasa ada halangan, maju dengan gagahnya mempersembahkan 'kurban'. Dalam diri penuh amarah dan dendam kesumat lalu mengerahkan 'persembahan'atau korban banyak dan diterima baik oleh Imam serta dihormati banyak orang. Tetapi penilaian Tuhan bagi dia menjadi lain. Penilaian Tuhan yang melihat jauh ke dalam hati tetaplah yang menentukan. Tuhan melihat sengketa, permusuhan, dendam dan kebencian di dalam hati, dan tuntutan Tuhan keras : berdamai dulu baru kemudian berkorban. Tapi banyak orang tidak menghiraukan hal ini, karena ia pikir toh cuma Tuhan yang tahu, peduli apa? Merayakan korban jalan terus. Manusia sering tidak menyadari akibatnya. Beragama hanya mementingkan tata lahir saja tetap kering, tidak mengisi, satu ketika jadi membosankan akhirnya ditinggalkan. Bertobat dan damai dengan Tuhan dan sesama adalah inti Kerajaan Allah. Banyak orang bisa berdoa, berlutut dan memejamkan mata dengan sempurna, tangan terkunci rapat, dia minta korban misa dengan pemberian besar yang cukup membelalakkan mata, TAPI hatinya tetap jauh, tidak berdamai, tak tersentuh cinta dan belaskasih, tidak terisi oleh Tuhan. Permohonannya tidak sampai pada Allah, tidak dikabulkan, sebab tetap dalam hati dia memelihara kebencian pada sesama saudara seperti pada Kain saudara Habel. Masa Pra-paskah adalah kesempatan terbaik untuk mengusahakan damai dan pengampunan. Dengan begitu Tuhan akan selalu berkenan dengan persembahan dan korban kita.

MARILAH BERDOA:
Allah yang mahakuasa, berkenanlah selalu mendampingi hidup kami agar senantiasa terisi oleh hati yang rela, hati yang penuh damai dan pengampunan agar relasi baik kami dengan Bapa dan sesama tetap terpelihara. 
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga kami bisa menjalani semua rencana, maksud hati dan kerja kami hari ini dalam suasana bahagia karena penyertaanMu. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita diberkati dan dilindungi oleh berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Kamis, 22 Februari 2018

"KEPADAMU AKAN KUBERIKAN KUNCI KERAJAAN SURGA" (Mat. 16:13-19)

Selamat Pagi. Hari ini Kamis, 22 Februari 2018. Pekan Pra-Paskah Pertama. PESTA TAHTA SANTU PETRUS. 
Injil: Mat.16:13-19.
SOBAT, tahun 44, empat belas tahun sesudah kematian Yesus, gereja di Yerusalem mengalami cobaan berat. Satu dari soko guru rasul yaitu Yakobus, putra Zebedeus mati dibunuh raja Herodes dan Petrus sebagai kepala gereja ditangkap. Di masa gawat itu Tuhan mengutus malaikatNya membebaskan Petrus dari tawanan dan dalam kuasa Roh, Petrus mengambil keputusan. Gereja yang goyah saat itu lalu bergerak, menyebar, berpindah tempat, berjuang secara baru. Dalam penganiayaan, membatasi gereja, kini gereja menggalang kekuatan baru dari dalam. Sudah barang tentu, umat dan rasul mencintai kota Yerusalem, kota tempat lahirnya gereja. Tapi Tuhan punya rencana baru yaitu membuka seluruh dunia bagi lapangan kerja. Tuhan "bertindak" dan Gereja harus menjawab dengan tindakan baru pula: lewat Petrus Gereja memutuskan untuk berpindah tempat. Gereja memulai pengluasan, sampai menemukan tempat baru untuk menetap, di Antiokia dan akhirnya di Roma, dimana kota kafir itu harus dibasuh dengan darah para martir dan dijadikan ibukota dan pusat Gereja, dimana Petrus sebagai pemimpin Gereja di dunia berTAHTA. Disana kepada Petrus, Yesus menyerahkan kunci Kerajaan Surga dengan memberi kuasa 'mengikat dan melepaskan', menentukan ketetapan di bidang dogma dan moral, ajaran dan kesusilaan dalam lingkungan gereja. 
Pesta hari ini bermaksud menghormati Petrus sebagai wakil Kristus dan Gembala tertinggi Gereja yang mempunyai kuasa rohani atas semua anggota gereja dan semua gereja setempat. Kuasa yang diberikan Kristus kepada Petrus sebelum naik ke surga. 
Semoga lewat pesta ini, lewat ajaran para pemimpin Gereja, sekali lagi mari menghayati hidup dengan tetap banyak berbuat kebaikan karena akan juga amat menentukan dalam hidup di hari kemudian dan kelak di surga.

MARILAH BERDOA:
Ya Allah, kepada Petrus Engkau memberi kunci Kerajaan Surga. Semoga kami teguh berdiri dan setia pada ajaran para rasulMu agar kelak menikmati kemuliaan surgawi.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Bimbinglah kami menjalani aktifitas kami di hari ini agar kami sungguh - sungguh disebut putera dan puterimu terkasih. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga kita selalu dilindungi oleh berkat Allah yang mahakuasa khususnya dalam menjalani aktifitas hari ini: DALAM NAMA BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS
AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Paroki Modoinding, Pst. Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Rabu, 21 Februari 2018

"ANGKATAN JAHAT INI TIDAK AKAN DIBERI TANDA SELAIN TANDA NABI YUNUS" (Luk.11: 29-32)

Selamat Pagi. Hari ini Rabu, 21 Februari 2018. Pekan Pertama Pra-Paskah. Bacaan Injil: Luk.11: 29-32.
SOBAT, Yesus tidak mau melayani manusia menurut apa yang dianggap menentukan baginya. Yesus punya ketentuan sendiri dan manusia harus ikut dan tunduk. Jadi, jangan mencobai Dia dengan meminta tanda. Tuhan yang berwenang memilih tanda-Nya, sebab siapa manusia sehingga mau memaksakan kehendaknya? Kita banyak kali tergoda untuk melakukan hal ini. Saat sakit melanda sering kita berdoa: " Tuhan jika Engkau berkuasa, sembuhkanlah aku", "Jika Engkau hadir disini, lepaskanlah aku dari siksa hidup ini".
Menerima ajaran Yesus dengan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, itulah tanggapan yang diharapkan dari kita semua. Percaya pada Yesus secara penuh tanpa syarat itulah yang musti dikembangkan terus menerus, lebih-lebih di masa Pra-paskah ini. Tidak akan ada ajaran lain yang lebih sempurna, tak ada Guru lain yang lebih berwibawa, berbicara atas kekuasaan sendiri yang dikukuhkan dengan mujisat dan tanda-tanda. Hidup kita harus dijiwai oleh pengakuan bahwa Yesus itu Tuhan. Ajaran Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, salib dan kebangkitan membebaskan kita dari dosa dan maut, dan dengan keyakinan ini kelak kita memperoleh Roh Putera, hingga kita dengan berani berkata: Abba ya Bapa. Sebagai putera cukuplah: PERCAYA. Tak perlu meminta tanda, karena hal itu berarti keraguan.

MARILAH BERDOA:
Ya Allah, berkatilah kami dan beri kami kekuatan RohMu untuk percaya penuh pada penyelenggaraanMu dalam kehidupan kami.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Biarlah selama hari ini kami meyakini kehadiran-Mu dalam diri kami supaya segala kegiatan kami hari ini senantiasa menunjukkan kehendak-Mu. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga Berkat Allah yang mahakuasa menyertai perjuangan kita hari ini: DALAM NAMA BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Selasa, 20 Februari 2018

"BAPAMU DI SURGA MENGETAHUI APA YANG KAMU PERLUKAN" (Mat. 6:7-15)

Selamat Pagi. Hari ini, Selasa, 20 Februari 2018. Pekan Pra-Paskah Pertama. Injil: Mat.6:7-15.
SOBAT, dalam injil, Yesus mengajar kita berdoa dengan memakai rumusan sederhana, tidak bertele-tele, tidak mengulang - ulang seakan khawatir jangan sampai Tuhan lupa dengan permohonan kita. Rumusan doa BAPA KAMI yang diajarkan Yesus amat sederhana. Setelah memuliakan Tuhan serta mohon kehadiran kerajaanNya, dan menyerahkan diri pada KehendakNya secara total, kita lalu diminta untuk memohon tentang apa yang kita cari sebagai kebutuhan mutlak: "beri kami rezeki PADA HARI INI". Bapa di surga tahu bahwa kita memerlukan itu, sehingga doa kita tak memiliki kesan keluar dari hati yang risau, khawatir akan hari esok. Karena itu disampaikan kebutuhan hari ini saja. Karena doa dapat merisaukan hati. Ada kerisauan jangan - jangan Tuhan 'simpan kesalahan saya', belum mengampuni, takut bahwa Dia belum melupakan salah saya. Karena itu Yesus minta agar mohon pengampunan saja dan mohon agar kita ikhlas juga mengampuni orang lain yang bersalah pada kita. Kita sering ragu - ragu apakah Tuhan mengampuni saya, lahir dari perasaan kita sendiri yang memang sulit mengampuni orang. Padahal Tuhan itu pengasih dan kita disuruh belajar mengasihi seperti Dia. 
Lalu akhirnya, kita diminta untuk mengimani kebenaran bahwa dunia ini ada dalam kuasa Tuhan yang mengatur segala demi kebaikan kita sekalian. Hidup atau mati, keberhasilan atau kegagalan, cobaan dan godaan jahat, semua diberi garis ketentuan oleh Tuhan, hingga tidak akan menjatuhkan sehelai rambutpun dari kepala hamba yang dicintaiNya. Pokoknya doa kita adalah doa yang tidak usah banyak kata - kata tetapi percayalah untuk selalu berlindung di bawah naunganNya. Ia paling tahu apa yang kita butuhkan. Masa Pra-paskah adalah saat untuk membaharui iman akan penyelenggaraan Tuhan dan saat paling indah untuk selalu berdoa kepadaNya.

MARILAH BERDOA:
Ya Allah maharahim, perkenankan kami selama masa Pra-paskah ini senantiasa merasakan indahnya selalu bernaung dalam kasihMu, sehingga kami merasakan terus perhatian Mu yang sungguh menyenangkan kami. 
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga seluruh kerja dan usaha kami pada hari ini selalu berkenan padaMu. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga Allah memberkati kita semua dalam menjalankan aktifitas kita di hari ini dengan berkatNya berlimpah: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Senin, 19 Februari 2018

"YESUS MENYAMAKAN DIRI DENGAN ORANG YANG PALING HINA" (Mat. 25:31-46)

Selamat Pagi. Hari ini Senin, 19 Februari 2018. Pekan Pra-paskah Pertama. Injil: Mat.25:31-46.

SOBAT, Yesus " mengadili " manusia atas dasar belas kasihan, bukan atas dasar keutamaan yang mulia, semarak, tinggi tetapi biasa, sederhana dan banyak kali tersembunyi dalam hati dan bagai pemberian tangan kanan yang tak diketahui tangan kiri. Ia selalu menjanjikan keselamatan dengan menunjukkan selalu belaskasihNya.

Tanpa menerima dan mengampuni orang berdosa belaskasih Tuhan tidak nampak dikenal dan tidak kentara. Tuhan mau menunjukkan sifat belas kasihNya secara leluasa, karena itu Ia menerima semua penderita dan pendosa dimana cintaNya tercurah menjadi belaskasih melimpah. Nyatanya manusia tak dapat hidup tanpa belas kasih Allah, dan inilah sifat Tuhan yang paling menonjol, karena Ia harus dan hanya menghadapi kita, manusia lemah dan pendosa. Maka tidak heran , bahwa Tuhan juga menuntut agar kita mengistimewakan sifat belas kasih kepada sesama, teristimewa pada mereka yang miskin, menderita, sakit dan terlantar, berkekurangan, terlebih di masa Pra-paskah ini.

MARILAH BERDOA:
Ya Allah yang maharahim, tunjukkanlah belaskasihMu senantiasa kepada kami dan ajarilah kami selama masa Pra-paskah ini menunjukkan belaskasihMu itu pula pada orang lain.
Terimakasih pula untuk hari baru ini, semoga dalam menjalankan karya kami sepanjang hari ini, kami tetap dalam lindunganNu. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.

Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Minggu, 18 Februari 2018

"YESUS MENGALAHKAN SETAN DENGAN DOA DAN PUASA" (Mrk. 13:12-15)

Selamat Pagi. Selamat Hari Minggu. Hari ini Minggu, 18 Februari 2018. Minggu Pra-Paskah Pertama. Injil: Mrk.13: 12-15.

SOBAT,Yesus yang tidak berdosa didorong oleh Roh masuk padang gurun untuk menghadapi setan, si penyebab dosa. Ia menghadapinya dan mengalahkannya dengan doa dan puasa. 

Setiap manusia hidup, pada waktunya akan mengalami padang gurun, alam geram dan kesepian, suasana kejenuhan, keinginan bebas sejenak, saat dimana manusia mencari kesenangan sesaat, memuaskan perasaan walau sebentar saja, saat lapar akan kesenangan seketika, ambisi dikagumi orang, perasaan tinggi, menang dan bisa menguasai, serta kesombongan. Godaan - godaan seperti ini juga dicobakan pada Yesus untuk menyelewengkan panggilanNya sebagai Mesias. Dalam panas terik, sunyi dan kehausan serta kelaparan padang gurun, kita semua pernah merasakan suasana seperti itu. 
Masa puasa adalah kesempatan melatih mengatasi suasana - suasana semacam itu dalam hidup kita. Puasa dan doa yang terbiasa dilakukan, akan menjamin manusia dapat menghadapi dan mengatasi semua itu. Yesus sendiri tidak membebaskan diri dari tuntutan tubuh manusia, sebab untuk merasakan suasana itu Dia menjelma dan kemudian berpuasa. Yesus tidak makan dan tidak minum, selama Dia dipuaskan oleh makanan utamaNya yaitu melaksanakan kehendak Allah. Inilah inti pokok puasa orang kristiani: berpuasa dalam segala, hanya berdoa dan berusaha agar kehendak Allah terlaksana dalam hidupnya. Orang tidak menciptakan suasana santai yang mengisinkan orang berpuasa tanpa gangguan. Orang berpuasa juga berani bertapa dalam keramaian, berdoa dalam kesibukan kerja, menemukan keheningan dalam tantangan dan godaan hidup. Itulah puasa Kristus, yang kemudian dilayani para malaikat sesudah menyelesaikan perjuangan mengalahkan setan. Biarlah dengan masa puasa ini, kita semua mampu mengalahkan iblis yang menyebabkan kita berdosa selalu.

MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim, berikanlah kami keteguhan iman dalam menjalani masa puasa kami, sebagai kesempatan tepat untuk mengatasi berbagai macam godaan dosa. 
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga kami dapat menjalani aktifitas hari ini dalam penyertaan berkat Allah yang melimpah. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga berkat Allah melindungi kita dalam seluruh kegiatan dan aktifitas kita di hari ini: DALAM NAMA BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"AKU DATANG BUKAN MEMANGGIL ORANG BENAR, TETAPI ORANG BERDOSA" (Luk. 5:27-32)

Selamat Pagi. Hari ini, Sabtu, 17 Februari 2018. Sabtu sesudah Rabu Abu. Injil: Luk. 5: 27-32.
SOBAT, Yesus datang memanggil orang berdosa, kembali bertobat. Ungkapan ini berbunyi sebagai lagu ulangan dalam injil, diangkat berkali - kali supaya tetap diingat. Dengan dipanggilnya Lewi pemungut cukai menjadi murid Yesus, martabat para pendosa diangkat dalam mata Yesus. Mereka kembali menjadi murid Yesus. Mereka berdatangan pada Dia yang menyelamatkan, mendapat pengampunan, dan menjadi sahabat baik Yesus. Yesus menghadapi manusia - manusia hidup serta merasakan getaran - getaran jiwa mereka. Mereka pun adalah ciptaan Cinta Kasih Allah. Maka Yesus bisa memanggil mereka, si Lewi pemungut cukai, dan mereka langsung berdiri. Inilah panggilan suara yang mencari domba yang hilang, memanggil dengan nama pribadinya, tidak menipu, tidak diragukan, orang mengikut dengan penuh percaya. 
Sepanjang sejarah Yesus memanggil pendosa untuk dijadikan pengikut dan rasulNya. Dia semula juga sudah memanggil Saulus menjadi Paulus, memanggil pendosa Agustinus, pendosa Ignatius dan masih banyak lain lagi. Kita berkarya di masa tobat ini dengan menjaga agar pintu tetap terbuka untuk setiap anak yang hilang, setiap hati yang resah, datang mengetuk, yang mau kembali lagi ke rumah Bapa. 
Mari menjadi rasul - rasul kerahiman Allah, yang suka mencari yang hilang dan diantar kembali pada Allah dan berusaha agar tidak menjadi murid Tuhan yang senang menghalang - halangi orang yang mau bertobat dan menjadi anak Allah kembali. Berusaha menjadi anak Tuhan yang senang melihat banyak orang bertobat dan bukan malah menjadi orang yang senang memanggil orang berbuat dosa, senang menjerumuskan orang lain dalam tubir dosa, dan malah sendiri menjadi sahabat yang setia berbuat dosa.

MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim, undanglah terus kami untuk mengalami hidup berlimpah dalam pelukan cintaMu, dan tak pernah terpisah dari padaMu. Biarkan kami menjadi pewarta tobat yang handal.
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga kami menjalani kegiatan sepanjang hari ini dengan penuh rasa syukur dan berusaha menjadi orang yang selalu berkenan kepadaMu. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga Allah menyertai kita sepanjang hari ini dengan berkatNya berlimpah: DALAM NAMA BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"PUASA SEJATI MENURUT PERJANJIAN BARU" (Mat. 9:14-15)

Selamat Pagi. Hari ini Jumat, 16 Februari 2018. Jumat Sesudah Rabu Abu. Bacaan Injil : Mat.9:14-15. 
SOBAT, memang sesuatu yang berbahaya bahwa dalam ibadat, dalam ajaran agama, kita lebih banyak dikuasai oleh kebiasaan, rutinitas, dan tidak lagi melihat tujuan dan makna ajaran. Itulah yang terjadi dengan Yesus, yang mau berbuat baik, melayani dan menghidupkan manusia JUSTRU ditentang oleh kaum farisi yang terbelenggu oleh adat sejak lama, sehingga sesuatu tidak lagi dilihat maknanya yang dalam, tapi yang dilihat, bahwa ada aturan tak boleh berbuat sesuatu. Seperti aturan tentang puasa. Bagi Yesus, puasa bukan menjadi tujuan, tapi sarana untuk dapat semakin akrab dengan Tuhan. Perjumpaan dengan Dia dalam doa, kebersamaan dengan Dia dalam hidup dan karya, itulah kebahagiaan manusia yang menjadi tujuan segenap tindak ibadat termasuk puasa. Puasa adalah sarana ampuh untuk mencapai persekutuan dengan Tuhan, melebihi segalanya. 
Dalam kekalutan hidup, seorang murid akan mendekatkan diri pada Gurunya dengan berpuasa dan dengan kerendahan hati, agar terang Tuhan dapat mengusir kegelapan. Dengan puasa, manusia yang berdosa memisahkan diri dari Yesus kini kembali dengan sesal dan tobat, mengaku diri sebagai manusia pendosa, tetapi juga tahu dengan penuh kepercayaan bahwa sebagai pendosa dia dicinta dan diampuni oleh Bapa di surga. Jadi bukan semata berapa banyak daging yang tidak dimakan, atau berapa besar pantangan garam saya, tapi seberapa dalam perendahan diri saya di masa ini, yang membuat aku mulai lagi membaharui diri sebagai anak Allah yang sungguh dicintai. Orang berpuasa adalah saat orang MENUNGGU dengan iman akan kedatangan Sang Mempelai kembali.

MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim, senantiasalah mendampingi kami selama masa puasa ini, agar kami semakin mendalami makna masa puasa ini dengan dalam, sebagai usaha besar untuk mementingkan Engkau diatas segalanya dari pada keinginan dan kemauan kami sendiri. 
Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga dengan aktifitas kami hari ini, kami akan tetap berusaha tumbuh dalam iman dan semakin solider dengan sesama. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga sebelum memulai kegiatan kita di hari ini, kita diberkati oleh Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"APA GUNANYA SESEORANG MEMILIKI SELURUH DUNIA KALAU RUGI BAGI DIRI SENDIRI" (Luk. 9:22-25)

Selamat Pagi. Hari ini Kamis, 15 Februari 2018. Kamis sesudah Rabu Abu. Masa Prapaskah. Bacaan Injil: Luk.9:22-25.
SOBAT, Kejatuhan manusia dalam dosa sering terjadi karena keserakahan. Dia bisa memiliki segalanya, tapi ia kehilangan sesuatu yang amat penting yaitu hidup yang sejati. Hidup yang akan berlanjut setelah hidup di dunia ini. Dalam injil hari ini Yesus berucap:" barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya". 
Karena perjuangan Yesus tidak berakhir dengan maut di dunia, tetapi Ia menyambungnya dengan kehidupan kekal di surga. Karena itu seorang prajurit Yesus tak perlu takut kehilangan nyawanya, tak perlu takut kehilangan sesuatu yang telah dicarinya di dunia ini, tak perlu takut kehilangan kehormatannya, tak perlu takut kehilangan jabatannya, kehilangan pesona dunianya karena dia lebih mengutamakan hidup sejati yang akan dia dapatkan setelah beralih dari dunia yang akan diberikan Allah. Apa gunanya memiliki segalanya kalau hidupmu, cara hidupmu, membuat engkau miskin di hadapan Allah, miskin dalam perhatian pada orang lain, miskin dalam membangun solidaritas dengan sesama ?

Yesus minta kita untuk menjaga hati dan jiwa agar tetap kaya di hadapan Allah, dan inilah artinya kehilangan nyawanya di dunia karena memelihara nyawanya untuk surga kelak. Yesus akan memuji bahagia orang ini dan hidup bersama Yesus selamanya. Kehilangan harta, nama, kehidupan dan kebahagiaan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kehidupan dan kebahagiaan, yang diperoleh dari Yesus untuk selamanya. Inilah perjuangan memikul salib dan menyangkal diri. Semua usaha kita di dunia ini adalah bekal untuk hidup abadi. Semua karena pemberian Tuhan maka gunakan untuk kepentingan Allah termasuk kepentingan orang lain pula. Semua jangan mengikat kita seakan tak bisa melepas kita, pulang pada Allah dengan telanjang.


MARILAH BERDOA:
Allah yang mahakuasa, kuatkan kami dengan anugerah RohMu, agar mampu memaknai masa tobat ini sebagai kesempatan menata kembali jalan kami untuk bersatu denganMu.
Terimakasih pula untuk hari baru ini, untuk masa prapaskah ini, semoga hari ini, niat kami untuk lebih beriman dan bersolider dalam hidup bersama, dibantu rahmatMu dalam mewujudkannya. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga hari ini, dan seluruh karya karsa kita sepanjang hari ini dilindungi dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Kamis, 08 Februari 2018

"KEPERCAYAAN ORANG PINGGIRAN" (Mrk. 7:24-30)

Selamat Pagi. Hari ini Kamis, 8 Februari 2018. Pekan Biasa V. Bacaan Injil: Mrk.7:24-30.

SOBAT, kisah injil hari ini sungguh mengharukan. Seorang wanita bukan Yahudi berdoa mendesak 'tanpa malu' minta keselamatan bagi puterinya yang sakit pada Yesus. Wanita itu dalam keadaan terjepit, tak bisa mengandalkan apa - apa, selain kepercayaan akan belas kasih Tuhan. Wanita ini hidup di batas pinggiran, karena tidak termasuk bangsa pilihan Allah. Tapi karena berani, tidak ragu - ragu, meski tak ada yang bisa dia andalkan, permohonannya didengar Yesus. Anaknya disembuhkan. Yesus tidak membedakan orang dalam mengaruniakan rahmat. Tak ada istilah orang pinggiran dan orang istimewa dalam kamus cinta Allah. Yesus tergerak oleh kepercayaan dan doa menaruh harapan padaNya. Doa penuh kerendahan hati, cuma mengungkapkan kebutuhan hidup apa adanya.

Mari kita juga berusaha agar dalam doa - doa permohonan kita, selalu mengungkapkan saja kebutuhan apa adanya, disampaikan dengan segala kerendahan hati, tanpa harus mengandalkan diri, apalagi mengandalkan jasa - jasa yang sudah dibuat. Yesus pasti berkenan menyembuhkan.

MARILAH BERDOA:
Allah yang mahakuasa, berkatilah dan luluskan permohonan kami yang senantiasa kami panjatkan dengan kerendahan hati. Semoga kami melulu mengandalkan kepercayaan kami kepadaMu. Terimakasih pula untuk hari baru ini. Jaga dan lindungi kami hari ini dan berkenanlah selalu memberi kami keselamatan. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga hari ini kita dilindungi oleh berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Rabu, 07 Februari 2018

"YANG KELUAR DARI SESEORANG ITULAH YANG MENAJISKANNYA" (Mrk. 7:14-23)

Selamat Pagi. Hari ini Rabu, 7 Februari 2018. Pekan Biasa V. Injil: Mrk.7:14-23.
SOBAT, yang lahir dan yang bathin , keduanya dalam hidup beriman harus diabdikan kepada Tuhan. Sering timbul kekacauan. Untuk hal ini Yesus memberi garis jelas. Bagi Dia, apapun dari luar, yang masuk dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, karena tidak masuk ke dalam hati, tetapi ke dalam perutnya lalu dibuang ke dalam jamban. Menurut Yesus, yang menajiskan adalah yang keluar dari seseorang. Keluar dari seseorang itu adalah keluar dari dalam pribadinya sebagai orang, sebagai cetusan atau sebagai ungkapan hati yang dapat berupa: pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, persinahan, keserakahan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, kesombongan, kebebalan. Banyak hal disebutkan oleh Yesus dan Dia tidak mengada-ada sebab ini menjadi juga pengalaman kita semua. Sebab hal-hal inilah yang lebih banyak meracuni hidup dari pada hal-hal lahiriah termasuk soal makanan dan minuman yang masuk dalam tubuh manusia yang tidak langsung menyentuh jiwa. Hari ini Yesus meminta kita untuk memperhatikan soal jiwa kita, soal gerakan hati kita sampai selembut-lembutnya. Karena semua perbuatan manusia dimulai dari hati yang bertumbuh menjadi pemikiran, lalu berkembang menjadi perbuatan atau tindakan. Kalau di dalam hati tidak ada yang haram dan yang bau dosa pasti juga tidak akan ada yang keluar menjadi perbuatan tercela. Pemusatan usaha pada hati, menata hati dengan tekun, akan menghasilkan buah yang lebih bermanfaat bagi sesama.
MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim, kehendakMu bagi kami adalah menjadi putera-puteriMu yang berkenan di hatiMu, karena hidup seturut kehendakMu. Perkenankanlah kami selalu memelihara hati kami, agar apapun yang kami ucapkan dan lakukan selalu menyenangkan hatiMu dan sesama kami. Terimakasih pula untuk hari baru ini. Semoga hari ini kami berkarya dengan hati dan selalu bahagia menjalani semua aktifitas kami. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.
Semoga hari ini kita dilindungi dan dibimbing oleh berkat Allah yang mahakuasa: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

Selasa, 06 Februari 2018

"PERINTAH ALLAH KAMU ABAIKAN DAN LEBIH MENTAATI ADAT ISTIADAT MANUSIA" (Mrk. 7:1-13)

Selamat Pagi. Hari ini Selasa, 6 Februari 2018. Pekan Biasa V. Peringatan Wajib SANTU PAULUS MIKI dkk. 
SOBAT, berawal dari perintah penguasa Jepang tahun 1597, yang mengharamkan agama kristiani, serta menyuruh para misionaris asing keluar dari Jepang, mulailah pengejaran dan penangkapan para martir dari Jepang ini. Ada 20 orang Jepang asli dan 6 Misionaris asing yang ditangkap diantaranya Paulus Miki. Mereka disiksa secara amat kejam, telinga disayat - sayat, tubuh didera sampai membuat luka berdarah. Tapi justru mereka bagai tak tergoyahkan tetap memberi kesaksian tentang Yesus. Akhirnya di perbukitan pinggiran kota Nagasaki, mereka disalibkan disaksikan banyak orang dan tusukan kejam tombak bengis ke lambung mereka mengakhiri hidup mereka yang sarat perjuangan demi iman akan Kristus.
Sobat,
Dalam injil hari ini dikisahkan tentang pertentangan Yesus dengan orang-orang Farisi yang lebih taat pada aturan dan adat manusia dari pada taat pada perintah-perintah Allah. Bagi orang saman itu, mungkin juga saat sekarang ini, yang sudah menjadi kebiasaan mendarah daging itu sukar dilepas. Tidak jarang orang berbuat dalih dengan mengabaikan perintah Allah untuk lebih mengikuti dorongan kebiasaan saja. Kita masih bisa mendengar tentang hukum balas membalas yang masih dianut bahkan diisinkan oleh anggapan umum, ada kebiasaan kalau menyelenggarakan pesta tanpa minum dan mabuk bukanlah pesta namanya, ada dalih demi 'menjaga' jenasah musti ada perjudian supaya keluarga berduka tak sendirian, dan masih banyak tradisi yang membuat orang lupa pada apa yang pokok dalam hidupnya sebagai orang beriman. 
Kebiasaan manusia harus dibangun lagi atas dasar Kristus, agar perintah Allah dan ketaatan pada aturan dan hukum Tuhan selalu harus dihargai sebagai nilai tertinggi hidup manusia. Kita tidak boleh mengabaikan perintah Allah demi adat kebiasaan manusia. Hukum Tuhan tidak bisa dikalahkan oleh dosa atau cacat cela yang 'membudaya'.
MARILAH BERDOA:
Allah yang maharahim, kuasailah selalu hati dan budi kami dengan Roh KudusMu, agar dalam hidup kami, kami tidak gampang mengabaikan perintah - perintahMu yang menyelamatkan. 
Terimakasih pula ya Tuhan, untuk hari baru ini, semoga dalam kami menjalani aktifitas kami di hari baru ini, namaMu semakin dimuliakan dan perintahMu dijunjung tinggi. Demi Kristus Pengantara kami. Amin.

Santu Paulus Miki, doakanlah kami.

Semoga hari ini Tuhan melimpahkan BerkatNya atas kita semua : DALAM NAMA BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS. AMIN. (disalin dari renungan harian Pastor Feighty Yohanes pada  https://web.facebook.com/feightyyohanes.yohanes).

"KEMBALINYA ANAK YANG HILANG" (Luk.15:1-3, 11-32)

Selamat Pagi. Hari ini Sabtu, 3 Maret 2018. Pekan Pra-Paskah Kedua. Injil: Luk.15:1-3, 11-32. SOBAT, dalam Kitab Suci, perump...